Puisi: Bintang Jatuh
engkau adalah objek kabur di tepi bola mata ku
menyentuh mu bagai dosa empat puluh taun di padang belantara
seperti merobek tabernakel dan memecah batu-batu dari gunung sinai
hari ini:
aku membawa berkas, dari gugus-gugus para peretas
lalu menaruhnya di lumbung duka
dimana kau temukan puing jiwa ku
tertimbun longsor yang dihujani gambar wajah mu mengabdi cinta pada para bangsat tiap pekan
lumbung itu kukunci rapat
dan kususun rangka gambar itu menurut waktu pada secarik kertas film
disaat aku jatuh benar-benar
berharap pada seseorang
mungkin aku buta, akromatopsia
atau memang
kau tinggal di sisi lain dunia
dimana yin atau yang hidup pada arti kebebasannya
bila betul adanya
kau menyerah pada liarnya tambopata
dimana tubuh mu bersemayam
atau apakah bisa kau lihat;
dapati aku dari seberang sana?